Popular Post

Posted by : Titania Rabu, 11 Juni 2014

Kali ini, pelajaran Sastra Indonesia, berkenaan dengan Drama, kita akan membuat naskah drama... berikut kisahnya...... semoga menghiburr... :D

Buku-Buku Bersejarah

Andi adalah salah satu murid yang tidak favorit di sekolah yang favorit. Dia tidak memiliki begitu banyak teman. Sehingga, tak banyak pula yang mengenalnya. Setiap hari, pada saat istirahat, dia selalu menghabiskan waktunya untuk membaca buku di perpustakaan. Bukan karena dia rajin membaca, tetapi, karena dia tidak memiliki cukup kawan untuk bermain dan tidak memiliki uang untuk pergi ke kantin.
Siang itu, Andi sudah berada di perpustakaan sedang membaca buku berjudul “Bersepeda untuk Kebugaran”. Pada saat sedang ‘asyik’ membaca, tiba-tiba dia mendengar suara kertas disobek. “Kreek”.
Andi : (penasaran dengan suara itu, berusaha memastikan, berjalan menuju arah suara) Apa yang dilakukan mereka? (mengintip di sela-sela buku di rak lain, dua teman lain kelasnya sedang menyobek kertas di salah satu buku milik perpustakaan sekolah)
Andi : Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus menegur mereka? Ataukah aku harus melaporkan kepada petugas perpustakaan? (tanyanya dalam hati)
Andi bingung, dia kembali ke bangkunya lagi. Namun, dia berusaha tidak menghiraukan peristiwa itu. Ternyata, hal itu tidak terjadi sekali saja. Beberapa kali Andi melihat kejadian itu. Kali ini Andi merasa perlu mencari tahu.
Andi : Hari ini mereka tidak ke sini. Aku harus tahu apa yang mereka sobek. (menuju rak tempat buku yang disobek oleh mereka)
Andi : ini adalah rak pertama, aku harus menemukan bukunya. Dimana ya...? (membuka-buka satu per satu) Nah! Ini dia!
Andi : Aku harus ke rak berikutnya. (begitu seterusnya, hingga Andi dapat membawa semua buku)
Andi : “Sejarah Kota Kembang”, “Dia yang Menumpahkan Darah Rakyat”, “Rusaknya Stabilitas Negara”,”Sang Destroyer”, “Antara Politik dan Kesetiakawanan”, “Lebih Baik Bungkam daripada Dibungkam”, “Surat dari Tanah Merah”, “Ibu...Aku buta karenamu”. (Andi semakin bingung dengan judul-judul buku ini, kemudian dia membalik balik bagian yang disobek)
Saat Andi membuka semua buku di bagian yang tersobek, ternyata Petugas Perpustakaan (PP) melihatnya dan memperhatikan.
PP : (melihat Andi) Andi! Kamu apakan buku-buku itu!
Andi :e...e... saya ndak tahu. Saya dapat buku ini sudah begini, Bu.
PP : Tapi kenapa semua? Apa ini kebetulan semua? Jelaskan!
Andi :e...e... (Andi bingung menjelaskannya)
PP : Nah, kamu tidak bisa menjelaskan kan?
Andi : Tapi, bukan saya yang melakukan ini, Bu. Betul.
PP : Saya ndak mau tahu, kamu sudah tertangkap basah merusak buku milik perpustakaan. Menurut peraturan, kamu harus menggantinya, maksimal sebelum kamu mendapatkan ijazah.
Andi :Tapi...Bu... (belum sempat menjelaskan, PP sudah pergi dengan raut wajah marah, setelah mencatat buku yang ada di hadapan Andi)
Kebingungan Andi semakin bertambah. Antara penasaran dengan perilaku mereka dan berusaha mencari tahu, dan bingung harus bertanggungjawab atas perbuatan yang tidak dilakukannya.
Tiba-tiba ia melihat seorang anak(Rama) sedang mengintipnya. Andi pun langsung berlari mengejar anak itu.
Andi : Hei! Tunggu!Tunggu!
BRRUUK !
Andi : Aduh!
Rama : Duh!
Andi : Hei! Mengapa kau. . . loh? Kau yang kemarin itu kan? Yang merobek buku di perpustakaan?
Rama : Bukan! Kau salah orang.
Andi : Tidak, aku jelas-jelas melihatmu disana bersama salah satu anak lainnya.
Rama : Darimana kau bisa membuktikannya?
Andi : e... itu.. aku melihatmu kemarin. Dengan mata kepalaku sendiri
Rama : Memang kepalamu bisa bicara? Buktikan kalau itu benar.
Andi : Hah? Ya bukan begitu. . maksudku, aku benar-benar melihat kau di. . .
Rama : Ah sudahlah! Kau salah orang! (berlalu pergi)
Andi semakin bingung atas sikap anak itu. Jelas sekali kemarin ia melihatnya. Tidak ambil pusing, Andi pun berjalan menuju kelasnya.
Saat pelajaran PKN berlangsung, Bu Mia meminta untuk mengerjakan tugas secara berkelompok dua orang. Seperti biasa, Andi hanya diam dan menunggu orang yang mau bergabung dengannya. Sampai akhirnya Bu Mia bertanya.
Bu Mia : Semua sudah dapat kelompok? Hem, Andi? Apa kau belum dapat kelompok?
Andi :Iya, Bu..
Bu Mia : Oh! Rama, kamu bersama Andi ya?
Rama : Baik, Bu.
Bu Mia :Baik anak-anak. Sekarang kerjakan tugasnya, lima menit sebelum pelajaran berakhir pekerjaan kalian sudah harus ada di meja saya.
Murid :Baiiik Buuu...
(10 menit kemudian)
Mungkin sepuluh menit termasuk cepat untuk ukuran waktu. Tapi tidak bagi Andi. Ia mengerjakan tugasnya sendiri begitupula dengan teman kelompoknya, Rama. Mereka hanya diam tidak berusaha membuka pembicaraan. Sampai akhirnya Andi memberanikan diri untuk bicara.
Andi :Hei, ma..maafkan aku soal tadi.
Rama : (menoleh)
Andi :Maaf telah menuduhmu sembarangan.
Rama :Lupakan saja.
Andi :Anu.. waktu di perpus.....
Rama :Kau sudah mengerjakan sampai mana?
Andi :Hah?
Rama : Sudah sampai nomor berapa? Ini, aku sudah menyelesaikannya dari nomor enam sampai sepuluh. Bagianmu nomor satu sampai lima.
Andi : Oh..
Rama : Kalau tidak segera kau kerjakan, kau tidak punya waktu untuk mengumpulkannya nanti.
Andi : Iya..
Rama :Aku kebelakang dulu.
Andi : (sibuk dengan soalnya dan mengangguk)
Setelah Rama keluar kelas, Andi sadar bahwa Rama selalu menghindari ucapannya.
Andi : apa ini menurutku saja atau dia memang benar-benar menghindari pertanyaanku?
Andi :kalau aku tidak bertindak sekarang aku juga tidak akan pernah tahu
Meski lancang, tetapi Andi percaya apa yang ia lakukan adalah benar. Sekarang Ia membuka tas milik Rama dan mengamati isinya.
Andi : Wah.. ada pistol mainan..., katapel..., dompet... dompet? Hem, maafkan aku maafkan aku.. (Andi membuka dompet milik Rama) Hah?! Ada uang dolar?? Kartu nama.... Ronal bin Amrozi, Ini... Lho! Ini kan sobekan-sobekan dari buku di perpustakaan itu!
Andi semakin yakin bahwa Rama adalah salah satu pelakunya. Andi sudah tidak sabar untuk mengungkap fakta ini pada petugas perpustakaan agar ia tidak membayar uang denda itu. Namun, Andi semakin penasaran. Andi pun bertekad untuk menyelidiki lebih lanjut masalah ini.
Keeseokan harinya.
Andi : Hai, selamat pagi
Rama : Ya. Selamat pagi.
Andi :Hei, tunggu. Aku mau bertanya sesuatu... eh.. lebih tepatnya bercerita.
Rama : Kau salah orang! Aku tidak terbiasa mendengar curhat orang lain.
Andi : Tolonglah.. kupikir kau bisa membantuku.
Rama : Biar kucoba
Andi :Lusa, aku mendapat denda dari perpustakaan hanya karena petugas perpustakaan itu salah paham.
Rama : tentang apa?
Andi : (menarik nafas panjang) Aku dituduh telah menyobek lembaran-lembaran dari beberapa buku yang tanpa sengaja aku ambil.
Rama : Bilang saja kalau bukan kau yang berbuat semua itu (berbicara dengan tenang)
Andi : Sudah, tetapi ia tidak mempercayaiku. Sebenarnya, aku mencurigai beberapa orang yang telah menyobek isi buku itu.
Rama : H.. Ha?! (tampak gugup)
Andi : Ya! Kau mau kan membantuku menemukan pelakunya? Yaah.. setidaknya aku tidak perlu membayar karena itu bukan salahku. Kalau aku tidak segera mencari tahu pelakunya, maka habislah rejeki ku.
Rama : aku bisa meminjamimu uang. Tapi soal mencari pelaku, kurasa kau saja yang terlalu curiga. Tidak akan ada orang yang mau repot-repot menyobek buku tua seperti itu.
Andi : Tapi aku ingin menyelidiki. Atau jangan-jangan... Kau salah satu dari pelakunya ya?! (bertanya tegas)
Rama : Tidak! (terlalu cepat)
Andi : Makanya bantu aku mencarinya.
Rama :Hhh.. terserah kau deh.
Akhirnya Andi dan Rama memulai petualangannya. Andi masih berpura-pura bahwa Rama bukanlah salah satu dari pelakunya.
Andi : Aku melihat mereka disini sedang berbisik-bisik dan terdengar suara kertas disobek.
Rama : Lalu kau menegur mereka?
Andi : Tidak, aku tidak berani. Tetapi setelah mereka pergi, aku langsung mengecek buku-buku yang disobek itu. Pada saat itulah petugas perpustakaan melihatku dan menuduhku yang telah menyobek kertas itu.
Rama : Apa kau melihat wajah mereka dengan jelas?
Andi : Ada sih.. satu orang. Kulitnya agak kecoklatan, tinggi, rambut keriting. Kau mengenal orang itu?
Rama : sepertinya aku tahu. Dia anak dua belas IPS dua. Mau coba kesana?
Andi : (sedikit ragu) Jangan dulu. Kita harus cari dulu data mengenai orang itu lewat teman-teman sekitarnya
Rama : Kau hebat juga. Otak detektif.
Andi : Ayo kita ke kelas orang itu.
Di kelas XII IPS 2
Andi : Maaf apa di kelasmu ada orang dengan ciri-ciri rambut keriting, tinggi, dan kulitnya agak coklat?
Siswa Y : Apakah Joseph?
Andi : Maaf saya tidak tahu namanya.
Siswa Y : Setahuku Joseph ada dirumah sakit sekarang.
Andi : Oh ya? Kalau kemarin.....
Rama : Sepertinya bukan orang itu, ayo cari lagi.
Andi : Hah? Oh yasudah, terimakasih.
Siswa Y : ya.
Sekian lama Andi mencari-cari orang dengan ciri-ciri yang sampai sekarang ia hafal. Semakin lama semakin menyebar berita tentang Andi yang menyobek buku perpustakaan dan tentu saja itu mengundang beberapa orang untuk marah terhadap orang yang menyobeknya, Andi. Ketika Andi lewat, terkadang ia dilempari sampah dan diejek. Namun, Andi hanya diam dan optimis kalau dia akan membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Tiga hari sudah berlalu, namun penyelidikan ini tak membuahkan hasil.
Andi : Mana mungkin aku salah lihat??
Rama : (mengangkat bahu)
Andi : Aku seharusnya tahu dia sedang berbohong tapi percuma juga kalau aku tak bisa membuat dia berkata jujur sendiri. Yang ada mungkin dia malah menghindari pertanyaanku. (berucap dalam hati)
Andi : Aku ke toilet.
Rama : (mengangguk)
Diperjalanan menuju toilet, pikiran Andi masih bingung. Ia ingin memojokkan Rama tetapi ia bingung harus bagaimana. Sebelum menemukan ide tiba-tiba ia bertemu seseorang dengan beberapa temannya yang sedang tertawa bersama seperti mendapatkan lotre ke Hongkong. Andi kaget karena ia mengenali seseorang diantara mereka. Orang yang bersama Rama saat penyobekan lembaran buku di perpustakaan.
Geng D : HAHAHA. . . .
Dendi : Haha ya, kita bakal. . .
Andi : Kau yang merobek buku-buku di perpustakaan kan? (Andi berucap dengan menatap Dendi)
(seketika tawa dari mereka lenyap)
Dendi : Kau siapa?
Andi : Aku telah dituduh merobek buku-buku yang kalian sobek itu!
Dendi : Lalu apa itu urusanku? Pergi saja!
Andi : Asal kau tahu saja, aku kerugian besar!
Dendi : Hari ini aku sedang berbaik hati, jadi pergilah sekarang
Andi : Tidak bisa! Masalah uang mungkin bukan masalah besar bagiku, tetapi harga diri! Harga diriku sudah diinjak-injak! (Tiba-tiba Andi melihat sesuatu yang tidak asing di genggaman tangan Dendi. Lembaran yang mirip dengan milik Rama saat Andi merogoh tas Rama)
Dendi : Tidak dengar ya? Pergi!
Andi : Tidak! Sampai kau mengaku pada guru.
Dendi : Keras kepala. . .
(BUUGH!)
Dendi meninju perut Andi dan membuat Andi jatuh tersungkur. Lalu teman-teman Dendi pun ikut mengeroyok Andi. Andi hanya menahan sakitnya tanpa berteriak minta tolong sedikitpun.
BUUGH! BAG! BUGHH!
Rama : Cukup! Kau sudah kelewat batas. Kalau kau memang tidak bersalah, yasudah. Jangan emosi. (mendekat ke gerombolan Dendi dan berbisik pada Dendi) Jangan sampai kita ketahuan.
Andi pun didorong keluar dari gerombolan itu.
Andi : Uhuk. . Uhuk . .!
Rama meninggalkan teman-temannya dan menuntun Andi menuju UKS

Di UKS
Rama : Sudahlah, hentikan saja penyelidikan ini. Kalau hanya uang, aku bisa meminjamimu atau memberimu sekalian. Jangan membuat semua jadi rumit.
Andi :Aku akan melapor pada BK.
Rama :Tidak perlu. Sudah kubilang lupakan masalah itu. Semua hanya akan membuat susah dirimu sendiri.
Andi : Ya. . lagi pula siapa yang mau percaya padaku. Aku. . . Aku tidak terlalu merisaukan masalah uang. Hanya saja, kupikir ini sangat ganjil. Buku-buku perpustakaan yang mereka sobek bukanlah sembarang buku. . . Menurutku ini semacam. . . rahasia besar.
Rama : Haah. . kau terlalu berlebihan. Mungkin saja itu untuk tugas PKN mereka. Artikel-artikel yang mereka sobek dari buku-buku perpustakaan hanya artikel sejarah negara biasa. . mungkin juga untuk tugas kliping sejarah.
Andi :Bagaimana kau bisa tahu isi artikel itu tentang sejarah negara?
Rama :Lho! Kau kan yang memberi tahu aku kemarin! Dasar pelupa.
Andi : (tampak bingung, merasa tidak memberi tahu apa-apa tentang artikel pada Rama)
Alaah.. Pokoknya aku akan membekuk pelaku penyobekan itu. (melirik pada Rama)
Rama : Masih tidak menyerah? Lihat ini.. (memukul lengan Andi yang lebam)
Andi :Aaww!! Sakit tahu!
Rama : Mau mendapat pukulan dimana lagi? Kau tahu sendiri bagaimana rasanya kan? Sudahlah, aku akan mengganti uangmu.
Andi : Kau tidak mendengarku ya?
Rama : ha?
Andi : Aku bilang HARGA DIRI!! Kau bisa seenaknya mengeluarkan uangmu seperti kau punya pohon uang saja! Ya, itu memang bukan masalah buatmu tapi aku! Aku asing disini. Tidak banyak yang mengenalku bahkan mungkin tidak ada. Aku sudah buruk dalam kehidupan sosial, sekarang apa aku harus memperburuk pandangan orang terhadapku?? Seorang anak yang dikucilkan lalu membuat masalah? Bagaimana pandangan guru terhadapku?? Apa itu bisa dibayar dengan uang? Hah?!
Rama : (tertegun)
Andi : Percuma juga bicara denganmu. Aku sudah lama memendam ini. Aku tahu kau juga salah satu pelaku penyobekan itu. Aku diam selama ini hanya menunggumu untuk jujur. Tapi apa yang kudapat? Cacian, makian, ejekan, dan pukulan. Aku benar-benar berterima-kasih padamu.
Rama : ....Kau salah orang.
Andi : Masih berkata seperti itu? Mau bukti? Aku lihat didalam tasmu sobekan buku-buku itu. Bagaimana aku tahu? Aku membuka tasmu. Aku lancang? Ya! Karena aku melihat wajahmu disana bersama orang yang memukuliku tadi.
Rama : Ya, maafkan aku.
Andi : ha?
Rama : Maafkan aku membuatmu terlibat dalam hal ini.
Andi : ...... (bingung dengan pikirannya. Ia ingin marah tetapi tak bisa)
Rama : Apa boleh buat, karena sudah sejauh ini aku akan membantumu. Kali ini benar-benar membantumu.
Andi : Apa yang bisa kaubantu?
Rama : Aku akan memberitahu maksud dari kami menyobek buku-buku itu. Aku juga akan membersihkan namamu dari tuduhan itu. (menarik nafas) Apa kau yakin?
Andi : Aku belum pernah seyakin ini.
Rama : Aku tidak dapat membantumu kalau nanti kau tidak berguna.
Andi : Bagaimana bisa begitu??
Rama :Ini perjanjiannya. Agar adil aku akan membantumu kalau kau juga bisa membantuku. Bagaimana?
Andi : Akan kucoba.
Rama : Baiklah, jadi harus dimulai darimana?
KRUUYUUK....
Andi : .........
Rama : .........
Andi : Maafkan aku, rasa senang membuat perutku lapar. (cengengesan)
Rama : Hhh.. pertama-tama kita ke kantin dulu. (menggelengkan kepala sambil tertawa)

Di Kantin
Rama : Kami memiliki misi.
Andi : Misi apa?(sambil tetap memakan soto dihadapannya)
Rama : Di Kota ini, Kota Malang, tersimpan harta karun.
Andi : UHUKK! (meminum airnya) Apa??
Rama : Orang yang merobek lembaran buku-buku bersamaku itu namanya Dendi. Aku dan kelompoknya berusaha mencari harta karun itu.
Andi : Kau bercanda? Ini di zaman apa? Sudah, jangan membohongiku lagi.
Rama : Aku serius.
Andi :GLEK! Benarkah? Apa harta karun itu seperti yang dicari Aladdin? (memelankan suaranya)
Rama : Aku juga belum tahu tepatnya. Yang pasti, hal itu tidak bisa dibilang murah.
Andi : Lalu hubungannya dengan kertas-kertas yang disobek itu?
Rama : Kertas yang sekarang sudah berada ditangan kami masing-masing ini mengandung kode rahasia menuju tempat harta karun itu.
Andi : Semacam peta untuk mencarinya?
Rama : Ya.
Andi : Dan kau belum memecahkannya?
Rama : Bahkan kami belum memecahkannya. Karena sekarang itu tugasmu.
Andi : Apa?! Kau saja tidak bisa, bagaimana aku?
Rama : Kau harus mempertimbangkannya.
Andi : Jadi aku harus membantumu memecahkan kode itu? Lalu kau akan membersihkan namaku dengan caramu?
Rama : Seperti yang kau katakan.
Andi : Apalagi yang bisa kukatakan? (menyerah dengan gerakan mengangkat tangannya)
Rama : Baguslah (ikut tertawa) Hei, habiskan makananmu.
Andi : Oke oke.. (melanjutkan makannya. Lalu, tiba-tiba berhenti dan menatap Rama)
Rama : Tenang saja, aku yang bayar.
Andi : Haha terimakasih orang peka.
DI KELAS
Teng. . . Teng. . .Teng. . .
Sepulang sekolah, Rama dan Andi masih duduk di kelasnya. Rama mengambil sobekan-sobekan buku
perpustakaan dan memberikannya pada Andi.
Andi : Kau tahu, aku benar-benar tak habis pikir, mengapa kau tega menyobek buku perpustakaan yang bisa kau fotokopi?
Rama : Ini untuk kesenangan pribadi.
Andi : Jawaban macam apa itu?
Rama : Kau tentu juga bisa berpikir. Tentu saja agar tak ada yang tahu. Jika aku memfotokopi, kemungkinan besar mereka akan merasa aneh dengan fotokopian itu.
Andi : Apa yang aneh? (memperhatikan lembaran yang ada di tangannya.)
Rama : itu opini. Opiniku.
Andi :Yah, kau aneh. (lalu kembali memperhatikan lembaran itu) Tunggu!
Rama : Kau menemukan sesuatu?
Andi : Kau bukannya menyobek delapan buku? Mengapa ini hanya ada empat jenis buku?
Rama : Dendi yang membawa sisanya, kita bekerjasama.
Andi : Aku tidak terlalu suka bekerjasama dengannya.
Rama : Kau harus mau. Itu satu-satunya cara.
Andi : (menghela nafas)
Rama : dan untuk membuktikan kau berguna, pecahkan kode yang ada.
Andi : Berhenti menyuruhku. Kau kira gampang??
Rama : Baik. . Baik. .
Andi :hem.. aneh..
Rama : ya, memang aneh. Yang kulihat hanya angka dan bahasa jawa kuno.
Andi : Benar, ini bahasa Sansekerta. Dan.. ini kan kode biner.
Rama : HAH?! Dimana??
Andi : Ini. (menunjuk sebuah angka)Di sobekan lainnya juga begitu... Ada...
Rama : Andi, kau tahu apa itu kode biner?
Andi : Tentu, pengganti huruf abjad dalam bentuk kode angka dan hanya terdiri dari dua angka yaitu 1 dan 0. Terdiri atas delapan di....
BLETAK!
Andi : Duhh! Ngapain sih! (menggosok kepalanya)
Rama : Apanya yang kode biner?! Ini hanya angka tanggalan dan bulan! Bikin kaget saja.
Andi : Awalnya aku juga berpikir begitu. Tapi, saat aku hanya memperhatikan angka-angka yang ada, kode binnerlah yang terpikirkan olehku.
Rama : (memperhatikan lembaran di tangan Andi) Ada benarnya juga. Lalu, bagaimana kau menyimpulkan bahwa ini kode biner?
Andi : Karena dalam lembaran ini aku hanya melihat angka 1 dan 0. Apa cukup masuk akal?
Rama : (tersenyum) Lalu apa? akan percuma kalau kau tidak bisa membacanya.
Andi : Kau menantangku?
15 menit kemudian
Andi : 010000010100010001000001 (membaca ulang) hem, akan kutulis di kertas.
Rama : Apa maksudnya?
Andi : Tunggu, 1000001 adalah A, 0010001 adalah D, dan 1000001 sama yaitu A. berarti A D A. Ada!
Rama : Ada?
Andi : Ya, sepertinya ada kode lain yang jika disambung dengan kode ini maka kita akan menemukan kode baru.
Rama :(mengambil lembaran di tangan Andi) sepertinya kita akan berteman dengan kode biner.
Andi :Hah? Kenapa?
Rama : Lihat ini. (menunjukkan angka-angka yang hanya terdiri dari 1 dan 0 di setiap lembaran)
Andi : Ayo kita temukan! Aku ingin terbebas dari tuduhan.
Rama : (melirik Andi) Andi...
Andi : Apa?
Rama : Kita lanjutkan besok saja. Ini juga semakin sore.
Andi : Kalau begitu biarkan aku membawa lembaran itu, akan aku selesai.....
Rama : Tidak! Aku hanya ingin kau saja yang tahu, tidak perlu yang lain.
Andi : H..ha?
Rama : Aku pulang dulu.
Andi : y..ya.
Keesokan harinya. Andi telah menunggu Rama di kelasnya. Hari ini ia benar-benar tak sabar ingin
menyelesaikan kasusnya. Ia bertekad untuk dapat menyelesaikan kode itu hari ini juga.
Rama : Aku datang.
Andi : Lembarannya!
Rama : Santai saja.(memberikan sebagian lembaran pada Andi)
Andi : Kau tidak mempercayaiku? Seharusnya aku yang bersikap seperti itu pada kau.
Rama : Aku percaya. Memang aku tidak boleh membantu?
Andi : Apa?
Rama : Aku memang tidak bisa membaca kode biner, tapi aku tidak buta angka. Aku akan menyalinnya dan kau yang menerjemahkannya.
Andi : Ho ho Terimakasih. Aku sangat terbantu.
Rama : Cepat kerjakan.
Andi : Siap, Pak!
30 menit berlalu. . .
Andi : 010001110100000182850100010001000001
Rama :0100101101001001010001000100000101001100
Andi : Angkamu masih bisa dibilang kode biner, tetapi angkaku? Ada angka 8285 dan itu bukanlah kode biner.
Rama : Ada.
Andi : Apa? Kau bisa membacanya?
Rama : Maksudku pasti ada jawabannya.
Andi : Lebih baik membaca kodemu dahulu.
Rama : sebelum menjawab, maukah kau memberitahu cara membacanya?
Andi : Tentu saja. Pertama-tama, kode biner hanya memiliki 8 digit angka. Jadi langkah pertama adalah kau membaginya menjadi kumpulan angka yang ada 8 digit saja. Jadinya begini 01001011-01001001-01000100-01000001-01001100.
Rama : sudah,
Andi : lalu yang harus kau lakukan adalah membacanya seperti kau membaca huruf arab. Ya, dari kanan ke kiri per anggota. Jadi pada anggota pertama adalah 01001011 dan kita akan membacanya menjadi 11010010.
Rama : Aku mulai paham.
Andi : Hal selanjutnya adalah menghitung per angkanya.. Ini bagian yang lumayan rumit.
Rama : menghitung? Biar kutebak, jawabannya adalah empat.
Andi : kau menjumlah semua angka itu kan?
Rama : Ya. Benar?
Andi : Konsepnya hampir sama yaitu penjumlahan. Namun, jawabanmu masih belum benar. Dalam sistem biner, setiap digit mempunyai nilai. Dari digit pertama sampai terakhir memiliki angka-angka yang berbeda. Urut dari digit pertama adalah 1,2,4,8,16,32,64,dan 128. Hasilnya didapatkan dari dikalinya 2 dengan angka sebelumnya. Untuk membacanya adalah angka 1 akan mewakili angka dari digit yang dimaksud. Lalu, angka 0 bernilai pertambahan dengan 0 setiap 0 yang kau dapat.
Rama : Aku lebih baik menyalin angka-angka itu.
Andi : Tunggu, jika kau melihat caraku mencari hurufnya dari angka-angka ini, mugkin kau bisa..
Rama :Tidak, itu tugasmu. Aku akan membantumu habis-habisan jika kau juga berjuang mati-matian.
Andi : Dasar pengancam. (tertawa)
Rama : Dasar kutu buku. (ikut tertawa)
Andi : Hahaha.... Ahh!!!
Rama :Hei kenapa?!
Andi : Aku tahu!! Angka 8285 itu hasil dari kode biner. Yaitu angka 82 dan 85!
Rama : Puhh.. aku tahu kau bisa menemukannya. Jadi kau hafal kode biner?
Andi : Sayang sekali, aku hanya hafal kode biner dari abjad A sampai E.
Rama : Ha?! Lalu bagaimana kita memecahkan kode ini?!
Andi : Tentu menghitungnya satu persatu. (tersenyum)
Rama : Tidak akan ada gunanya juga kalau kau tidak hafal abjadnya.
Andi : Hehehe. . .
Rama : Kau kenapa?
Andi : Hehehee. . . .
Rama : Aku bertanya.
Andi : Ada cara lain untuk mengetahui abjadnya.
Rama : Apa itu?!
Andi : Kita membutuhkan komputer atau sejenisnya.
Rama : Hah? Untuk apa?
Andi : Dengan mengklik Alt + angka yang kita dapatkan dari hasil kode biner, kita akan mendapatkan abjadnya.
Rama : Benarkah?!
Andi : Ya.
Rama : Baiklah aku akan mencari komputer atau mungkin laptop agar mudah untuk dibawa.
Andi : Kedengarannya bagus.
20 menit kemudian..
Andi : G, A, R, U, D, A, jadinya GARUDA dan K, I, D, A, L, jadinya KIDAL.
Rama : Burung garuda yang kidal?
Andi : Sepertinya bukan begitu.Ada pesan lain.
Rama : Ini mungkin nama daerah, tempat harta itu berada.
Andi : Ah! Bisa jadi. Yang kita butuhkan hanya kelengkapan kode.
Rama : Kode lain yang berada di Dendi?
Andi : Sudah pasti.
Mereka berdua pun mencari Dendi dengan membawa beberapa lembar sobekan yang sudah mereka
pecahkan kodenya. Saat mereka bertemu dengan Dendi.
Dendi : Apa-apaan ini?? Ngapain kau bawa orang ini?
Rama : Keadaan berubah. Dia bisa memecahkan kode dari lembaran yang kubawa.
Dendi : HAH??
Rama : Bagaimana kalau kita bekerja sama untuk memecahkan kode itu?
Dendi :kalau aku bekerjasama dia pasti minta imbalan... (berucap dalam hati)
Andi : Aku hanya ingin nama baikku kembali.
Dendi : heh.. aku lupa apa yang sebenarnya ingin kau kejar. (tersenyum sinis)
Andi : Aku ingin ini cepat selesai. Kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan, aku mendapatkan apa yang kuinginkan.
Dendi : Kau juga ingin bagian dari harta itu? (matanya menelisik)
Andi : Apa bagusnya harta itu? Aku hanya ingin kalian membersihkan namaku.
Rama : (melirik Andi)
Dendi : Baguslah, kita tidak harus membagi-bagi hasil lagi. (senyum miring)
Andi : Dimana lembaran lainnya?
Dendi : Ini.
Andi : Coretan apa ini?
Dendi : Kami tentu tidak diam saja menunggu keajaiban akan terbukanya kode itu.
Andi : Oh..
Dendi : Kita ke markas saja. Aku menyimpan sisanya disana.
Andi : merepotkan (berucap dalam hati)
Rama : Baiklah, ayo kesana.
Di markas Dendi.
Dendi : Kau tentu sudah tahu namaku kan?
Andi : Bagaimana aku tak tahu?
Dendi : Bagus. Ini lembaran-lembarannya.
Andi : Karena ini banyak, aku meminta kau dan yang lain menyalin angka-angka yang ada di setiap kertas.
Dendi : Bagaimana kalau kau mengajariku cara membacanya?
Rama : Aku sudah pernah diajari olehnya, tapi pemecahan kode itu sangat rumit. Aku malas, jadi biarkan Andi saja yang menyelesaikannya.
Dendi : Ohh, bahkan teman kita Putra tidak sanggup menyelesaikannya.
Andi :Putra? Bukannya nama dia Rama? Ah,sudahlah (berucap dalam hati)


1 jam kemudian.
Andi : jadi kata kunci yang kita dapatkan adalah ADA, GARUDA, KIDAL, TIMUR, BARAT, MATI, TERANG, dan KENDI.
Dendi : Apa maksudnya ini?
Andi : Sepertinya ini harus diurutkan dahulu.
Rama : Apa sesuai judul bukunya?
Andi : Oh ya! Kalau sesuai judul bukunya kita mendapat kode ini dari, “Sejarah Kota Kembang”, “Rusaknya Stabilitas Negara”, “Surat dari Tanah Merah”, “Antara Politik dan Kesetiakawanan”, “Ibu...Aku buta karenamu”,“Dia yang Menumpahkan Darah Rakyat”,“Lebih Baik Bungkam daripada Dibungkam”,”Sang Destroyer”.
Dendi : Lalu?
Andi : Kita urutkan sesuai alfabet. Jadi “Antara Politik dan Kesetiakawanan”,“Dia yang Menumpahkan Darah Rakyat”,“Ibu...Aku buta karenamu”,“Lebih Baik Bungkam daripada Dibungkam”,“Rusaknya Stabilitas Negara”, ”Sang Destroyer”, “Sejarah Kota Kembang”,“Surat dari Tanah Merah”.
Rama : Dan hasilnya adalah.. TIMUR MATI BARAT TERANG GARUDA KENDI ADA KIDAL.
Andi : Benar!
Dendi : Ini masih sebuah kode??
Andi : Sebenarnya ini hanya kata-kata yang berupa kiasan tetapi juga bukan kiasan. Bisa jadi maksud dari Timur Mati Barat Terang adalah awal dimulainya malam. Jadi matahari yang menerangi kita dari timur sudah tenggelam atau mati dan bergantian dengan barat atau malam.
Rama : Itu masuk akal. (menepuk bahu Andi)
Dendi : Ternyata kau berguna juga. (sinis)
Andi : Kemungkinan besar harta itu hanya ditemukan diwaktu-waktu itu. Atau kemungkinan lain adalah waktu harta itu terpendam disana.
Rama : Sepertinya lebih masuk akal kemungkinan pertama. Kalau kita diberi kode seperti ini, tentu saja itu berlaku untuk masa sekarang.
Dendi : Tapi dimana tempatnya??
Andi : Apa kau melihat nama candi?
Rama : Dimana?!
Dendi : Dimana??
Andi : Ini, (menunjuk tulisan KIDAL.)
Dendi : Bukankah kidal itu maksudnya kau terbiasa menggunakan tangan kiri?
Andi : Aku juga berpikir begitu tapi, Candi Kidal itu juga tidak salah kan?
Rama : Lagi-lagi kau punya dua pemikiran, Andi?
Andi : Hehe.. Aku harap aku bisa membantu.
Dendi : Baiklah, apa hubungannya dengan Candi Kidal?
Andi : Aku melihat adanya nama Garuda. Di Malang, satu-satunya candi yang berisi cerita tentang Garuda yang perkasa itu hanya di Candi Kidal. Setiap tingkatan terdapat relief dan setiap relief terdapat cerita dari Garuda itu. Pada tingkatan pertama ia dan ibunya diperbudak dan disuruh melayani ular, anak angkat istri resi Kasiapa yaitu Kadru sedangkan Winata yang juga istri resi Kasiapa ini memiliki anak angkat Garuda. Pada relief kedua melukiskan Garuda dengan kendi di atas kepalanya yang berisi air suci tirta amerta yang nantinya digunakan untuk membebaskan ibunya, Winata dari perbudakan dan penyelamatannya ada pada relief ke tiga.
Rama : Jadi harta itu ada pada relief kedua?
Andi : Begitukah menurutmu? Tapi sepertinya memang begitu. Dari kode ini, Arahnya hanya menuju pada relief kedua. Yaitu Garuda dan Kendi.
Dendi : Lalu apa yang kita tunggu? Ayo kesana!
Andi : Tunggu, kalau sudah sampai sana apa yang akan…..
Dendi : Halah! Sudahlah! Sudah jelas kan tempatnya di Candi Kidal dan harta itu berada di relief kedua.
Andi : Sepertinya begitu.
Dendi : Yasudah! Ayo!
Andi : Baiklah.
Sesampainya di Candi Kidal. Seperti hari-hari biasa, Candi Kidal terlihat sepi. Kini mereka bertiga
sudah berada di depan candi peninggalan Garuda itu.
Dendi : Jam berapa ini? Mengapa matahari belum terbenam?
Andi : sebentar lagi pukul 17:00.
Rama : Sebelum itu bagaimana kalau kita mengecek relief kedua?
Andi : Ide bagus.
Dendi : Benar-benar merepotkan, cepat jalan!
Mereka berjalan menaiki tangga menuju relief yang berada di tengah bangunan. Terlihat banyaknya
relief Garuda yang terpahat disana menceritakan perjalanan hidupnya. Matahari mulai terbenam,
Andi memperhatikan relief kedua itu dengan saksama.
Rama : belum pernah aku melihat pemandangan dari sini.
Dendi : Hei, kau! Apa selanjutnya?
Andi :. . . . . .
Dendi : Aku bertanya padamu pemecah kode!
Andi : Apa ada di dalam bangunan ini ya?
Dendi : Jadi kita akan menghancurkannya? (tersenyum sinis)
Andi : Bukan begitu, sepertinya ada semacam tombol rahasia?
Rama : Dimana?
Andi : Saat kalian memperhatikan matahari, aku mengamati candi bagian barat ini. Saat matahari benar-benar menghilang, aku melihat setitik cahaya terakhir matahari yang menyinari batu ini. (menunjuk sebuah batu dengan pahatan kepala Garuda)
Rama :Benarkah? (mendekati batu itu dan memegangnya)
Dendi : Harta apa ini?? Apanya yang berharga??
Andi : (memegang kepala Garuda lalu memegang kendi yang berada di atas kepalanya)
GREK GREK. . . .
Seketika Batu berelief Garuda itu mundur dan menampilkan sebuah lubang. Andi memberanikan diri
memasukkan tangannya ke dalam lubang itu.
Andi : HAH?!
Rama : Ada apa?!
Dendi : Apa yang terjadi??
Andi : Aku menemukan sesuatu.
Dendi : Tarik!!
Saat Andi menarik sesuatu dalam lubang itu, ia dapati kini ia memegang sebuah batu hitam nan indah.
Rama : Apa itu? Apa yang kau temukan?
Andi : Ini Arca Agastya bernama Kumbhayoni. Ini pernyataan bakti Raja Gajayana kepada Resinya, Resi Agastya. Ini, batu ini tak ternilai harganya. Batu ini yang sempat menjadi pembicaraan para sejarawan dan……
Dendi : Berikan batu itu padaku!!
Andi : Sebelum aku memberikannya padamu, boleh aku tanya untuk apa?
Dendi : Tidak ada urusannya dengamu! Aku yang berhak memiliki batu itu!
Andi : Tidak sampai kau mengatakan tujuanmu!
Dendi : Heh… Tujuan? Kau ingin tahu? Tujuanku adalah memperkaya diriku itu yang pertama dan selanjutnya adalah memperluas bisnis narkotikaku. Aku akan semakin kaya.. HAHAHA!
Andi : Seburuk yang aku kira.
Dendi : Kau tidak terima? Kali ini 2 lawan 1 pemecah kode.
Andi : (terkejut) Hah?! Rama, kau tidak punya pemikiran semacam itu kan?
Rama : Bagaimana menurutmu?
Andi : Oh tidak! Apa yang harus kulakukan? Bahaya kalau batu ini sampai di tangan yang salah. (berucap dalam hati)
Andi : oh ya, (tersenyum) Oh, jadi begitu? (mengarahkan batu itu ke pinggir candi)
Dendi : Kau tidak berpikir untuk menjatuhkannya kan?
Andi : Aku ingin tahu sekuat apa batu ini jika jatuh dari ketinggian sekitar… dua puluh kaki.
Dendi : Sial! Tembak dia Putra!
Andi : Apa?! Jadi pistol itu pistol asli??
Rama : Jadi ini kedua kalinya kau melihat pistolku? Kalau begitu ini akan menjadi yang terakhir. (mengarahkan pistolnya pada Andi)
Andi : ini yang terakhir, maafkan aku Ayah Ibu. Mungkin namaku tidak akan kembali baik tapi aku tidak akan mendengar cacian lagi. Itu lebih baik (berucap dalam hati)
Rama : (mendekati Andi masih dengan mengarahkan pistol pada Andi) (tiba-tiba berbalik dan mengarahkan pistolnya pada Dendi)
Dendi : Ap. . Apa yang kau lakukan??
Rama : Apa menurutmu?
Dendi : Kau penghianat! Penghianat!
Rama : Sejak awal aku memang berniat menangkapmu tetapi karena kau tahu peta harta karun ini, aku mengundurnya sampai aku bisa mendapatkannya.
Dendi : Kau siapa hah?!
Rama : Aku Rama Bagaskara anggota Badan Intelejen Indonesia. Kasusmu sudah mengganggu keamanan negara. Sekarang atas nama hukum kau ditangkap.
Dendi : Pengianat kau Putra, Penghianat!
Rama : Dan ingat saja namaku Rama bukan Putra.
Dendi : Sialan!! (berlari dengan membawa sebatang kayu yang ingin ia pukulkan pada Rama)
DORR!!
Dendi :AAARRGGGHHH!!
Andi : Hati-hati dia bisa mati!
Rama : Tenang saja aku hanya menembak di kakinya.
Andi : . . . .
Rama : Lagipula dia memang pantas untuk mati.
Rama : Sekarang waktunya tugasku dikerjakan.
Andi : (bingung)
Esoknya di sekolah Andi berjalan ke kelasnya dengan perasaan takut. Ia masih takut teman-temannya akan mencacinya dengan tuduhan merusak buku perpustakaan. Setibanya di depan kelasnya.
Teman1: Selamat Ulang Tahun, Andi!!!
Teman2: Iyaa selamat ulang tahun yaaa…
Teman3:Selamat ulang tahunnn….
Andi :Oh ya iya, terimakasih.. terimakasih..
Rama : Selamat Ulang Tahun kutu buku.
Andi : Ha? Makasih.
Teman4: Hei, Andi juga menyelamatkan negara dari penjahat loo..
Teman5: Oh iya ya.. Makasih ya, Andi.
Teman6: kamu jenius, bisa menemukan harta di Malang!
Andi : Oh terimakasih.
Begitulah, Andi sekarang memiliki banyak teman dan namanya sudah bersih lagi sebab Rama menceritakan kebenarannya pada teman-temannya.
Waktu Istirahat
Andi : hei, Ram..
Rama : Apa?
Andi : Sebenarnya aku tidak berulangtahun hari ini.
Rama : Haha aku tahu.
Andi : Ha? Lalu mengapa kau mengatakan hal itu pada teman-teman?
Rama : Yaa, setidaknya mereka punya cara lain untuk menerimamu sebagai temannya lagi.
Andi : Dasar, haha.. Terimakasih ya.
Rama : Terima kasih kembali.
Andi : Akhirnya aku punya teman.
Rama : Dasar, lalu sahabatmu kau kemanakan? Kau lupa pada sahabatmu?
Andi : Hee? Sahabat?
Rama : Kan aku sahabatmu, kutu buku!
Andi : Ha? ........ Ahahaha.... Sorry, Bro!
Rama : Santai aja, Bro!
(keduanya melakukan high five)



Bagaimana ceritanyaa??? jangan lupa koment :))

Sapphire Blue

Sapphire Blue
Everlasting Friend

- Copyright © x bahasa stetsa - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -