Popular Post

Archive for Oktober 2013

TUGAS 3 FRASA

By : Titania

FRASA
Pembentukan Kata (Kata Dasar):
·         Nonmorfologis  =  -Singkatan
-                                 -Akronim
·         Morfologis          = -Pengimbuhan
-                                   -Perulangan
      -Pemajemukan

Frasa  à Gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif. Maksudnya , diantara kedua kata itu, tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat.
Contoh : pria tampan        à pria yang tampan
                  teman baik     à teman yang baik
                  rambut lurus   à rambut yang lurus
                  laut luas         à laut yang luas

Terbagi :
-Distribusi unsur pembentuknya
a.       Edosentris
Ø  Koordinatif          : Laki-laki dan perempuan itu berjalan di trotoar
Ø  Atributif               : Gadis cantik itu membawa bunga mawar
Ø  Apositif                : Andi, laki-laki berbaju merah itu berangkat ke sekolah
b.      Eksosentris
Ø  Andi, laki-laki berbaju merah itu berjualan di sekolah
Andi, laki-laki berbaju merah itu berjualan di
Andi, laki-laki berbaju merah tiu berjualan sekolah
-Kedudukan unsur-unsurnya
      a. Setara      =  V . V    [jatuh bangun, duduk berdiri]
      N . N   [meja besi, sandal kayu]
                              A . A    [cantik jelita, terang bandung]
      b.Bertingkat= V .  A   [jalan cepat, duduk manis]
                            A . N   [meja bundar, terung mani]
                             N . V [jatuh hati, gunung meletus]

-Kategori kata yang menjadi unsur pusat
Ø  Frasa Adjektiva (kata sifat)                          Cantik jelita
Ø  Frasa Nominal   (kata benda)                        Tas biru
Ø  Frasa Verbal       (kata kerja)                        Bernyanyi di sekolah
Ø  Frasa Numeral   (bilangan)                            3 kg
Ø  Frasa Preposisi  (kata depan)                       Dari pagi
Ø  Frasa Adverbial (kata keterangan)                Senja itu
Ø  Frasa Pronominal(kata  ganti)                       Saya sendiri


TUGAS 2 BAHASA INDONESIA

By : Titania
TUGAS 2
Analisis Puisi


Sajak Buat Anakku
Saini K.M.

Sampai dimanakah cinta Ayah dan Ibu,  Anakku
Kalau tidak hingga ke ujung-ujung jari?
Akan tinggal saja menggapai melambai dan stasiun kecil
Pelabuhan terpencil
                Kemudian engkau sendirilah Ayah dan Ibu
    dari nasibmu
                Terimalah Bumi dan Langit, hujan terik
                siang serta malam hari kalbumu.
                Sekali kan tiba saat kau tegak sendiri
                Berdirilah atas bahu, ya, pijaklah kepala kami
                Jangkau bintang-bintang yang dari abad ke abad
                Cuma dapat kami tengadahi

Analisis :
·         Baris 1            : Ayah dan Ibu yang mempertanyakan seberapa besar cintanya pada anaknya.
·         Baris 2            : Penggambaran cinta Ayah dan Ibu yang begtiu besar.
·         Baris 3            : Kalau bukan sebesar itu cinta orang tua, pasti akan mudah sirna
·         Baris 4            : dan kesepian
·         Baris 5 & 6     : Dan sekarang sudah saatnya si anak bangkit berdiri dan mengangkat derajat orangtuanya.                              Nasib orangtua ada di tangan anak
·         Baris 7 & 8     : Dan sekarang saatnya si anak mencari berkah kehidupan, merasakan asam garam                                        kehidupan dan jalani dengan ikhlas
·         Baris 9            : Akan tiba saat si anak harus benar benar hidup tanpa bimbingam orangtua
·         Baris 10          : Ayah dan Ibu rela, bahkan mengorbankan dirinya sendiri untuk kesuksesan anaknya
Baris 11 & 12     : Raihlah segala cita-citamu yang hanya menjadi angan-angan kami (orangtua)







PENGALAMAN

By : Titania
Sastra Indonesia Bu Dini
oleh: ST (siti) Titania Ayu A.P
Pengalaman Pribadi

Dikejar Anjing Berturut-turut

       Bukan sekolah namanya kalau waktu pulang matahari masih di atas kepala, mungkin sedikit kebarat atau dihalangi awan abu-abu.  Untunglah tidak separah kota metropolitan, bisa jadi peluh yang mengalir lebih deras dari ini. Capek, lelah, letih, lesu, mungkin belum cukup menggambarkan bagaimana tubuhku saat ini. Satu kalimat saja, aku mau pulang.

       Diperjalanan pulang, dari kejauhan aku melihat seekor anak kucing yang terkapar tidak berdaya. Kasihan sekali kucing itu. Aku pun berniat ingin menolongnya namun tiba-tiba saja aku berbalik arah menuju semak-semak. Bukan pingsan, tetapi bersembunyi. Tiba-tiba datang seekor anjing yang cukup besar kearah kucing itu. Itulah mengapa aku bersembunyi, ya aku takut anjing.

       Entah apa yang anjing itu lakukan, yang pasti aku tidak akan menampakkan diri. Lima menit, sepuluh menit berlalu. ‘bisa-bisa aku gak pulang hari ini’pikirku. Dengan niat ingin pulang, kuberanikan diriku mengintip hewan yang ada didepanku tadi. ‘Loh, anjingnya kok ilang?’ Huh. . Syukurlah.  .
  Setelah menengok ke kanan dan ke kiri layaknya menyebrang jalan, aku berjalan ke kucing lemah itu.

“Kasian sekali, jangan-jangan dia ini korban anjing aneh itu!?”

       Aneh? Iya aneh. Kenapa anjing bisa dengan bebas berkeliaran disekitar sini? Lupakan, sekarang aku harus menolong anak kucing ini. Tapi bagaimana? Apa kubawa pulang? Atau. . .

GUK!

       Pikiranku buyar seketika. Suara lantang dari seekor hewan yang lumayan aku takuti tiba-tiba membuatku jadi merinding. Sekarang aku bingung, bagaimana cara menyelamatkan diriku? Itu yang kupikirkan. Aha! Sekarang bukan waktunya ujian yang masih diberi toleran waktu, jadi aku harus. . LARII!!

       Aku berlari dengan sisa tenagaku, secepat mungkin. Karena suara ‘guk!’ itu terus saja terdengar bahkan semakin dekat. Ya Allah, tolong! Maafkan hambamu yang tidak sempat menyelamatkan kucing itu, bahkan untuk menyelamatkan diri hamba sendiri sudah tidak mungkin. Ternyata tidak demikian, pintu rumah yang biasanya tertutup, kini terbuka lebar-lebar.

BRAK!

       Kubanting pintu rumah dengan cukup keras. Alhamdulillah Alhamdulillah. . . aku selamat.

       Esok hari, aku berangkat, ke sekolah tentunya. Kini aku bersepeda dengan teman-temanku. Tidak banyak, hanya tiga. Sangat menyenangkan ketika pagi hari kami berbincang bersama. Tiba di persimpangn jalan, kami melihat seekor anjing di depan sebuah rumah. Awalnya aku merinding, tapi mengingat aku mengendarai sepeda, jadi santai saja.

       Belum lama aku tenang, temanku dengan jahilnya menirukan suara hewan yang menggonggong itu. “guk..guk..” Anjing yang sedang tidur itu sama sekali tak menggubris suara dari temanku. Kami pun tertawa, tiba-tiba. . .

GUK!  GUK!!

       Anjing liar lain? Apa-apaan ini? Dan sekarang kami dikejar!!

Uwaaaa.......

       Kami sama-sama berlomba mengayuh sepeda sampai-sampai aku merasakan sepatu yang kupakai hampir terlepas. Kami benar-benar panik.  Kalau memang lepas yasudah, ke sekolah gak pakai sepatu yasudah.. pikirku pasrah, tak lupa mengayuh sepeda dengan cepat.

“MBAAKK!! MBAAK!! Tungguin aku!! Kecepatannya cuma segini!!!” teriak adik kelasku yang mengayuh sepeda dibelakangku. Aku menoleh sebentar ke belakang. Adik kelasku itu semakin jauh dariku dan semakin dekat dengan anjing itu. Aku tertawa, kasihan sebenarnya tapi mau bagaimana lagi.

“Ayo. . .Ayoo. . . Ayo Shel!! Hati-hati!!” teriakku dengan tertawa ,namun, perasaan panik tidak menghilang dariku. Sekilas aku melihat bayangan lain yang mengejar kami dari ekor mataku. Samar-samar sampai. .

“GUK!!”   “GUKK!”   “GUKK!”

       Suara anjing bersaut-sautan mengejar kami. Oh tidak! Anjing yang tidak peka tadi ikut mengejar kami?!

“Aaaa!!!”

       Kami semakin berteriak dan mengayuh sepeda lebih cepat diantara lapangan yang kami lewati. Bertambahlah gema di pagi hari oleh kami dan anjing-anjing menyebalkan itu.

“Sepatuku!!”

“MBAAK!!”

“Waaa!!”

“MBAAAKKK!!”

“HAHAHAHA Waaaa!!”

Panik dan lucu jadi satu deh.

       Sesampainya di sekolah, seragam kami basah bukan karena hujan, melainkan keringat. Syukurlah anjing-anjing itu sudah tidak ada. Sudah menyerah rupanya. Kami pun tertawa khususnya aku. Dua hari bertemu hewan yang hobi menggonggong itu membuatku susah. Benar-benar hari terburuk yang menyenangkan.

Sapphire Blue

Sapphire Blue
Everlasting Friend

- Copyright © x bahasa stetsa - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -